..

Proyek Membuat Poster Untuk Mempromosikan Produk Pangan Lokal Indonesia


Dari Padi ke Beras Analog

Sebagian besar masyarakat Indonesia masih bergantung pada nasi sebagai sumber karbohidrat utama keseharian. Itulah sebabnya, hampir setiap hari kita mendengar percakapan “khas” seperti “Belum makan nih, karena belum makan nasi.” Seperti dilansir oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan, beras merupakan komponen utama dalam konsumsi energi per kapita sebesar 54 persen dalam pola makan masyarakat Indonesia. Dominasi ketergantungan pada satu jenis pangan tertentu ini secara bertahap harus dikurangi. Melihat ketergantungan tersebut banyak pihak berinovasi mencari alternatif pangan selain beras padi.

Hal ini antara lain dilakukan oleh dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus penemu beras analog, Prof Slamet Budijanto. Beras analog diciptakan berawal dari keprihatinan Prof Slamet terhadap ketergantungan masyarakat Indonesia pada konsumsi beras. Padahal Prof Slamet melihat begitu banyaknya alternatif pangan sebagai sumber karbohidrat yang tumbuh di Indonesia dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Berangkat dari keprihatinan itu, Prof Slamet mengembangkan beras analog. Beras tiruan yang berasal dari bahan dasar jagung ini diharapkan bisa memberikan pilihan pangan pokok selain beras padi. Kemudian mengapa disebut beras analog? Produk ini disebut beras analog karena ia memiliki konsep seperti meat analog. Meat analog adalah konsep makanan yang dibentuk seolah-olah seperti daging, padahal terbuat dari protein nabati. Beras analog memiliki konsep serupa itu. Bentuknya mirip bulir beras padi, tetapi terbuat dari bahan pangan lain misalnya jagung.

Selain jagung, beras analog sebenarnya bisa menggunakan tepung dari pangan sumber karbohidrat lain, seperti singkong. Jagung dipilih karena secara kandungan serat dan gizi sangat

baik. Selain itu, Indonesia juga memiliki cukup banyak daerah penghasil jagung Berdasarkan uji kandungan gizi yang dilakukan, dalam 100 gram beras analog jagung terdapat 77,42 karbohidrat; 12,04 kadar air; 10,34 serat pangan; dan 5,78 protein. Menariknya, dalam uji tersebut, produk ini tak terdeteksi adanya kandungan gula. Dengan demikian, jenis beras analog dari bahan dasar jagung ini sangat baik dikonsumsi karena kandungan seratnya yang sangat tinggi. Kelebihan yang lain ternyata setelah ditanak, beras analog memiliki tekstur yang empuk sangat mirip dengan nasi putih. Bagaimana dengan rasanya? Kita akan mendapati rasa yang khas, yaitu hambar, tak ada kesan manis, dan beraroma jagung.

Daya tahannya juga tak jauh berbeda dengan nasi putih. Melalui beras analog, masyarakat bisa mengenal jenis makanan pangan pokok selain beras padi yang lebih menyehatkan. Kandungan serat yang tinggi ditambah nilai indeks glikemiknya yang rendah sangat baik dikonsumsi oleh masyarakat yang mencintai hidup sehat. Lewat beras analog kita mengembangkan produk pangan lokal selain beras.

Dikutip dari Kompas.id dengan perubahan:.

Sumber: klasika.kompas.id



LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Perhatikan langkah-langkah membuat poster berikut.

1. Bacalah teks yang berjudul “Dari Padi ke Beras Analog.” Teks tersebut akan menjadi inspirasi atau ide bagi poster yang akan kalian buat. Silakan berdiskusi dengan teman satu kelompok untuk merumuskan apa permasalahan pokok yang ada dalam teks.

2. Buatlah poster secara berkelompok yang terdiri atas 3-4 siswa!

3. Pilih dan susun kalimat yang singkat, padat, menarik, dan mempersuasi pembaca!

4. Sertakan gambar yang sesuai dengan tema!

5. Pilih jenis huruf yang jelas dengan ukuran yang proporsional!

6. Gunakan warna yang menarik sehingga pembaca tertarik untuk membaca postermu!

7. Media yang digunakan adalah kertas ukuran A3.

8. Teknik pembuatan bisa secara manual yaitu dengan cara ditulis dan dilukis dengan tangan atau menggunakan media digital lewat komputer.

9. Poster akan dipresentasikan di depan kelas dan akan dipajang dalam majalah dinding di kelas.


BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Peserta didik dalam kelompok terdiri atas 4–5 orang akan membuat poster dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Poster dikerjakan secara berkelompok yang terdiri atas 4–5 peserta didik.

b. Tema akan diambil dari teks yang disediakan yang berjudul “Dari Padi ke Beras Analog”. Peserta didik akan berdiskusi dalam kelompok untuk merumuskan apa permasalahan pokok yang ada dalam teks.

c. Pilih dan susun kalimat yang singkat, padat, menarik dan memersuasi pembaca.

d. Sertakan gambar yang sesuai dengan tema.

e. Pilih jenis huruf yang jelas dengan ukuran yang proporsional.

f. Gunakan warna yang menarik sehingga pembaca tertarik untuk membaca postermu.

g. Media yang digunakan adalah kertas ukuran A3.

h. Teknik pembuatan bisa secara manual, yaitu dengan cara ditulis dan dilukis dengan tangan atau menggunakan media digital lewat komputer.

i. Poster akan dipresentasikan di depan kelas dan akan dipajang dalam majalah dinding di kelas.



Maya Fasindah
Blog seorang guru dan alhamdulillah seorang penulis yang masih terus belajar dan belajar.
Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar