Sumber foto: Facebook telaga air merah
Selaras dengan pemanfaatan waduk sebagai wisata daerah, tentunya banyak hal-hal yang harus dilakukan demi memajukan desa, bukan tidak mungkin wisata desa yang sederhana ini nantinya bakal menjadi brand imagenya Meranti jika terangkul dalam tujuan yang sama, secara otomatis kehidupan ekonomi masyarakat pun meningkat.
Wisata Desa Telaga Air Merah
Desa Tanjung merupakan desa yang masih terus berjuang untuk maju, terutama dalam hal memajukan perekonomian masyarakat sekitar. Masyarakat berupaya memanfaatkan waduk sebagai objek wisata dengan potensi yang ada di tempatnya.
Karena dirasa memiliki potensi yang cukup besar dan menarik perhatian pengunjung, masyarakat akhirnya sepakat untuk mengelola waduk tersebut sebagai wisata desa yang dikelola langsung oleh Badan Usah Milik Desa (BUMDES) yang diketuai oleh M.Adi. Tempat yang asri dan dikelilingi berbagai pohonan membuat wisata desa ini semakin diminati masyarakat sembari membawa keluarga mereka santai bersama menikmati keindahan alamnya.
Selain itu, disediakan juga wahana permainan seperti bebek dayung, sampan, dan bola air. Meskipun masih terbatas karena anggaran belum memadai, dan dilatar belakangi karena lokasinya yang kecil bekas waduk, namun Kepala Desa Tanjung Muhammad Anas SE.I yakin Telaga Air Merah ini akan menjadi destinasi wisata yang mampu menarik perhatian wisatawan dalam negeri maupun luar negeri jika masyarakat mau saling bekerja sama serta memberikan masukan atau ide-ide menarik.
Telaga Air Merah ini tidak hanya memberikan kenyamanan bagi pengunjung, warga desa juga menyediakan makanan ciri khas dari Kepulauan Meranti yang berbahan dasar sagu pada tempat-tempat yang telah disediakan oleh pengelola. Masyarakat juga berusaha agar pangsa pasar makanan khas ini terus meningkat sampai ke manca negara dengan cara menyediakan oleh-oleh panganan dari sagu yang akan dibawa pulang oleh para pengunjung dengan harga yang bervariasi, sekitaran tiga ribu sampai sepuluh ribu rupiah.
Bagi para wisatawan, tempat ini sangat cocok untuk merelaksasikan diri karena rutinitas pekerjaan sehari-hari, pikiran pun menjadi tenang. Bukan lah yang tidak mungkin jika wisata desa Telaga Air Merah nantinya menjadi Brand Imagenya Meranti, saya yakin itu.
Even perlombaan diharapkan mampu meningkatkan ekonomi kreatif serta mempertahankan kearifan lokal masyarakat Desa Tanjung.
Pacu Sampan
Sumber foto: Facebook telaga air merah
Untuk meningkatkan jumlah pengunjung, Pengelola BUMDES bersama dengan masyarakat desa mengadakan lomba pacu sampan dengan hadiah berupa uang tunai yang nantinya disesuaikan dengan jumlah pendaftar dan membayar uang pendaftaran yang sudah ditentukan. Hal ini juga dimanfaatkan oleh pihak pengelola dengan memberikan hadiah doorprize bagi pengunjung yang beruntung dengan cara menukarkan tiketnya dengan nomor undian berupa kupon.
Dukungan penuh para POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) yang diketuai oleh A. Fauzi tentu saja berperan aktif dalam membuat iklan di medsos baik facebook, instagram maupun yutub agar pengunjung semakin berdatangan. Selain itu, warga sekitar juga memproduksi barang-barang kerajinan yang memanfaatkan hasil alam sekitar misalnya: gantungan kunci dari batok kelapa, cerutu serta tulisan-tulisan unik sebagai kenang-kenangan bahwa pengunjung telah mampir ke Telaga Air Merah.
Sampan bisa dijadikan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar, hal ini tergantung bagaimana masyarakat desa berinovasi dengan sampan itu sendiri, apakah nantinya akan diadakan lomba menghias sampan atau lomba pacu sampan dalam satu keluarga. Dengan diadakannya lomba pacu sampan ini bukan tidak mungkin memunculkan para pengrajin sampan dengan kreativitas masing-masing dan mungkin saja mereka menciptakan sampan mini sebagai oleh-oleh khas dari Telaga Air Merah sehingga nantinya mampu menciptakan industri kreatif dalam bidang pembuatan sampan mini. Saya yakin jika ini mulai diterapkan dan dilakukan secara konsisten, nantinya akan tercipta industri dan lapangan kerja.
Perayaan 17 Agustus
Sumber foto: Facebook telaga air merah
Berbagai lomba pun diadakan, misalnya lomba sarung, lomba mewarnai, lomba masak memasak berbahan dasar sagu sehingga mampu menciptakan panganan baru dari sagu. Banyak hal-hal yang dapat dikreasikan dari panganan sagu ini, mulai dari es sagu, kerupuk sagu, mie sagu, sagu rendang, sagu lemak, bubur sagu, sempolet, kue kering, dll. Inilah salah satu bentuk kearifan lokal dengan menjaga makanan ciri khas Meranti agar tidak kalah saing dengan makanan-makanan produk luar.
Menariknya lagi, masyarakat disuguhkan dengan kompang, nyanyian dan tarian Melayu sebagai ciri khas budaya, karena sebagian besar masyarakat bersuku Melayu, suku Jawa dan suku Akit. Kearifan lokal seperti kompang ini sudah jarang ditemukan karena biasanya para pemuda lebih tertarik dengan tarian-tarian kreasi modern dari luar negeri. namun di Desa Tanjung ini masih mempertahankan kompang setiap kali ada perayaan. Hal ini sejalan dengan penjelasan dalam buku pengembangan Industri Kreatif 2020 bahwa beberapa jenis ekonomi kreatif dari 16 subsektor industri atau ekonomi kreatif adalah periklanan, kerajinan, musik dan seni pertunjukan. Kesemuanya ini telah diterapkan oleh masyarakat desa dan berharap kedepannya jauh lebih baik dan lebih ramai diminati pengunjung.
Perayaan bersuku bangsa ini terasa sekali ketika mereka menyatu dalam perlombaan dan berambisi untuk menang. Sama halnya seperti melawan penjajah waktu itu. Anak-anak, pemuda maupun orangtua turut merayakan sukacita dalam perayaan ini.
Kemah Budaya
Sumber foto: Facebook telaga air merah
Kemah budaya dilakukan setiap dua minggu sekali tepatnya Sabtu dan Minggu. Kemah Budaya ini dibuka untuk umum husus bagi mereka yang ingin menikmati suasana Telaga Air Merah pada malam hari. Kemah ini bukan kemah biasa, namun didalamnya masih tersirat makna melestarikan budaya lokal yaitu silat dan berbalas pantun Melayu.
Beberapa pemuka desa dan pemangku kepentingan budaya turut andil dalam acara ini. Hal ini dilakukan agar tokoh-tokoh masyarakat mampu menjaga dan mempertahankan kearifan lokal budaya agar tidak melupakan nilai-nilai luhur demi cuan dan tidak menutup kemungkinan nantinya dimanfaatkan oleh pihak luar demi keuntungan pribadi melalui digitalisasi. Hai ini tidak menutup kemungkinan karena seiring perkembangan zaman dunia digitalisasi ini semakin canggih meskipun banyak memberikan dampak positif.
Selain para pemangku kepentingan, masyarakat desa, A. Fauzi selaku ketua POKDARWIS dan M.Adi Pengelola BUMDES, Amru Mahali dari pihak managemen PT EMP turut andil dalam kemeriahan acara ini. Beliau menyumbangkan kompor gas mini dan tenda sebanyak 2 set agar Telaga Air Merah semakin banyak pengunjung.
Saya semakin yakin kedepannya wisata desa Telaga Air Mera akan semakin maju dan banyak diminati pengunjung karena semua masyarakat terangkut dalam tujuan yang sama yaitu mengupayakan Brand Imagenya Meranti.
Wisata Desa Telaga Air Merah Mengupayakan Brand Image Meranti
Telaga Air Merah bukanlah satu-satunya tempat wisata yang ada di Kepulauan Meranti, masih banyak tempat-tempat lain dengan pesona khasnya seperti: Tasik Air Putih, Tasik Putri Puyuh, Pantai Cenai, Pantai Cerita, Pulau Dedap Durhaka, Jembatan Pelangi, Kelenteng Hoo Ann Kiong, Wisata Hutan Mangrove, Pantai Dorak, Pantai Batu Geronjong, dll. Namun Wisata Desa Telaga Air Merah dengan keunikannya tetap berupaya agar suatu saat nanti menjadi Brand Imagenya Mranti.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan pengunjung serta kualitas dari Telaga Air Merah ini sehingga nantinya masyarakat dari dalam maupun luar memahami bahwa Brand Image Meranti ini benar-benar familiar pada masyarakat luas dan hanya dimiliki oleh masyarakat Desa Tanjung. Para POKDARWIS pun telah melakukan survey dan mengikuti berbagai pelatihan demi terwujudnya wisata desa yang dikenal semua orang.
Wisata Desa yang berjarak 17 km dari kota Selatpanjang ini, diyakini mampu meningkatkan jumlah pengunjung karena tiket masuk yang hanya dihargai lima ribu rupiah per orang. Murah bukan? Wahana bebek dayung dan bola air juga dihargai hanya dengan lima belas ribu rupiah. Pengunjung dapat menikmati indahnya destinasi wisata ini pada hari sabtu, minggu dan senin. Mulai jam 9 pagi sampai jam 5 sore.
Telaga Air Merah merupakan tempat yang cocok bagi para penikmat alam, karena para wisatawan dapat menikmati kicauan burung yang bersahutan dan hembusan angin yang terasa begitu menyejukkan. Dan juga cocok bagi para anak muda yang senang mengabadikan momen indah dalam lensa kamera, dan menjadikan hal itu sebagai hobi mereka.
Merangkul para pemuda akan potensi wisata desa
Ada beberapa faktor yang menyebabkan ketidaktahuan seseorang terhadap potensi yang dimiliki daerahnya sendiri, salah satunya bisa jadi karena kurangnya pengetahuan tentang wilayah daerah sendiri dan kurang nya kesadaran sebagai generasi muda maupun masyarakat desa memperkenalkan apa saja potensi – potensi yang ada, dan dapat dikembangkan.
Sumber foto: Facebook telaga air merah
Dalam hal ini peran generasi muda yang peduli akan wilayahnya sendiri sangat dibutuhkan untuk memperkenalkan keunikan dan keindahan atas daerahnya sendiri dan mengembangkan potensi – potensi yang ada, agar keunikan dan keindahan alam menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Salah satunya yaitu memperkenalkan objek wisata yang sekarang mulai diminati yaitu Telaga Air Merah, banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperkenalkan Telaga Air Merah ke masyarakat luas.
Salah satunya, kita harus tahu terlebih dahulu mengenal Telaga Air Merah, dimana letaknya, bagaimana suasana disana, dan hal – hal lain berkaitan dengan Telaga Air Merah, karena sangat tidak mungkin jika kita ingin mempromosikan suatu objek sedangkan kita sendiri tidak tahu apa yang akan kita promosikan.
Para generasi muda bisa mempromosikannya secara langsung yaitu dengan bercerita tentang pengalaman mereka rasakan setelah berkunjung ke Telaga Air Merah kepada orang –orang terdekat. Bisa juga dengan mempromosikannya lewat brosur yang didesain semenarik mungkin, meskipun brosur yang kita berikan akan berakhir dijalanan, tragis memang. Namun tidak sedikit juga yang membaca apa isi brosur tersebut sehingga sedikit banyak mereka mengetahui informasi yang disampaikan, yang terpenting adalah tetap berusaha untuk meperkenalkan objek wisata yang ada diwilayah kita sendiri.
Bisa juga mempromosikannya lewat media sosial, karena pada umumnya orang – orang lebih banyak menghabiskan waktu dengan berselancar didunia maya, dan orang yang terhubung di media sosial juga berasal dari berbagai daerah, sehingga kita bisa mempromosikan Telaga Air Merah agar dikenal oleh masyarakat luas, misalnya dengan cara mengupload beberapa foto menarik mengenai objek wisata yang paling banyak diminati, dan keterangan menarik yang menceritakan tentang Telaga Air Merah, sehingga orang – orang akan mencari tahu dan tertarik dengan objek yang diperkenalkan.
Saat ini pengaruh generasi muda dalam pengembangan potensi wisata di Desa Tanjung, akan lebih membangkitkan karena merekalah yang memiliki ide-ide brilliant dan kreatifitas yang tinggi untuk memperkenalkan wisata desa Telaga Air Merah. Jika mereka benar-benar peduli maka Brand Imagenya Meranti berhasil diraih nantinya.
Mengunjungi objek wisata daerah lain sebagai pembelajaran dan mengikuti berbagai pelatihan
Sebagai generasi muda, ayo saling bekerja sama untuk menumbuhkan semangat membangun negeri dengan memperkenalkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh wilayah kita sendiri agar keunikan dan keindahan alam Desa Tanjung layak dikenal diseluruh penjuru negeri bahkan sampai ke luar negeri. Jika bukan kita yang menjaga objek wisata daerah kita sendiri, lalu siapa lagi? Upayaka semaksimal mungkin sebagai salah satu wujud kecintaan anak negeri terhadap keindahan alam negara Indonesia tercinta.
Sumber foto: Facebook telaga air merah
Jika Brand Image Telaga Air Merah mampu melejitkan namanya sampai penjuru negeri, bukan tidak mungkin destinasi wisata ini mampu mewujudkan mimpi anak negeri dengan adanya lapangan kerja masayarakat di Desa Tanjung. Berat memang mewujudkan semua itu, namun jika kita tetap konsisten demi kemajuan desa, yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin.
Generasi muda masyarakat Desa Tanjung sendiri sangat memiliki potensi untuk itu melihat semakin maraknya pemberdayaan digitalisasi sebagai salah satu upaya promosi. Banyak yang dapat diberdayakan untuk membangun ekonomi kreatif masyarakat Desa Tanjung nantinya, karena Telaga Air Merah ini nantinya akan mengalami perluasan wilayah seperti pembangunan beberapa wisma sebagai tempat penginapan tamu dalam negeri maupun luar negeri sehingga mereka bisa menikmati suasana malam di Telaga Air Merah. Hal ini telah dibuktikan oleh salah satu pemuda Muhammad Saputra, ST yang telah membuat software 3D sketchup 2021 sebagai harapan Wisata Desa menjadi Brand Imagenya Meranti.
Selain itu, mereka nantinya diharapkan mampu mengolah hasil daerah sebagai ciri khas Kab.Kep.Meranti yaitu sagu. Berbagai panganan hasil olahan sagu nantinya juga mampu disebarluaskan melalui digitalisasi sebagai pemberdayaan generasi muda masa kini. Kepala Desa Muhammad Anas, SE.I dan M.Adi selaku pihak pengelola BUMDES serta A.Fauzi selaku ketua POKDARWIS yakin bahwa kelompok ini nantinya benar-benar mampu mengembangkan potensi Telaga Air Merah sebagai Brand Image Meranti.
Sementara itu Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Meranti Indra Yuni menyampaikan apresiasinya dengan apa yang telah diinisiasi oleh masyarakat untuk membentuk wisata desa Telaga Air Merah yang diharapkan nantinya mampu menjadi Brand Imagenya Meranti. Dukungan penuh dari HKBP (PUREN) Hj. Asmar sebagai Bupati Meranti saat ini, sangat diharapkan kontribusi nya demi tercapainya impian masyarakat desa.
Rapat Kerja Pengelola BUMDES dan Para POKDARWIS
Sumber foto: Facebook telaga air merah
M.Adi Sebagai ketua BUMDES dan A.Fauzi ketua POKDARWIS, melakukan rapat kerja setiap dua bulan sekali. Hal ini dilakukan untuk perencanaan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang untuk pengembangan wisata desa Telaga Air Merah, dan tentunya melibatkan seluruh anggota yang berkepentingan didalamnya. Mulai dari rencana pembangunan wisma dll demi kemajuan desa.
Program Kerja jangka pendek meliputi: penanaman tanaman hias dan pembuatan air mancur, sedangkan program kerja jangka menengah: mengembangkan panganan sagu agar di pasarkan lebih luas lagi bahkan sampai manca negara, dan selanjutnya program jangka panjang adalah mengupayakan wisata desa Telaga Air Merah menjadi Brand Image nya Meranti dengan membuat video master plane memanfaatkan digitalisasi melalui software 3D sketchup 2021.
Sumber foto: Facebook telaga air merah (program kerja jangka panjang)
Mereka terus melakukan inovasi dan tetap mengajukan proposal untuk penyediaan sarana dan prasarana baik kepada pihak desa maupun dinas terkait serta perusahaan terdekat demi keberlangsungan wisata desa serta kehidupan masyarakat yang lebih maju.
Dari paparan diatas jelaslah bahwa wisata desa Telaga Air Merah memang layak untuk dijadikan brand imagenya Meranti. semoga dengan adanya tulisan esai ini pihak-pihak terkait lebih semangat lagi dalam pengelolaan serta pemberdayaan wisata desa Telaga Air Merah.
Rujukan
Ghozali, Mohammad, 2020. Pengembangan Industri Kreatif, Scopindo Media Pustaka, Surabaya.
Kearifan Lokal dan Potensi Kemajuan Ekonomi Desa. dalam Kumparan diakses pada 16 Juni 2023 dari https://kumparan.com/fidergori.
Suasana Masih Alami, Warga Desa Ubah Waduk Jadi Objek Wisata Telaga Air Merah di Kepulauan Meranti. dalam Tribun diakses pada 16 Juni 2023 dari https://tribunpekanbarutravel.tribunnews.com.
Sopanah, dkk, 2020. Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal, Scopindo Media Pustaka, Surabaya.
Sopanah, 2016, Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Malang, Bappeda Kota Malang.
Sukirno Sadono, 2000. Makro Ekonomi Modern, Rajawali Press, Jakarta.
Sumartik, (2016). Geliat Ekonomi Kreatif Untuk Meningkatkan Branding UMKM. Prosiding Seminar Nasional INDOCONPAC.345-349.
Suprayogi Sugandi. Perlunya Kebijakan Industri Kreatif, HarianPikiran Rakyat, Jumat 27 Maret 2009.
Destinasi wisata yang benar2 mengoptimalkan keterlibatan masyarakat dan memberi kebermanfaatan buat masyarakat di sekitarnya.
BalasHapusAlhamdulillah jika generasi muda mau bahu membahu menyebarkan kabar baik tentang destinasi wisata ini, ya, Mba. Dampak positifnya tentu berpulang pada mereka sendiri sebagai warga daerah.
BalasHapus