Maya
Fasindah, M.Pd
CGP
Angkatan 6 Kab. Kep. Meranti, Riau
Assalamualaikum sahabat
maya semuanya … apa kabarnya hari ini? Kali ini saya mau memaparkan jurnal
refleksi dwi mingguan modul 2.2 tentang pembelajaran sosial dan emosional
dengan menerapkan model 5 yaitu: Connection, challenge, concept, change (4C)
Model ini dikembangkan
oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011). Model ini cocok untuk
digunakan dalam merefleksikan materi pembelajaran.
Ada beberapa pertanyaan kunci yang menjadi panduan
dalam membuat refleksi model ini, yaitu:
1) Connection: Apa
keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru
Penggerak?
2) Challenge: Adakah
ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang
Anda jalankan selama ini?
3) Concept:
Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting
untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru
Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru
Penggerak?
4) Change: Apa
perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi
pada hari ini.
1)
Connection: Apa keterkaitan materi
yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru Penggerak?
Sebagai pemimpin pembelajaran, pembelajaran
sosial dan emosional bertujuan
untuk mendorong perkembangan anak secara positif dengan program yang
terkoordinasi antara berbagai pihak dalam komunitas sekolah.
Dalam penelitian tentang Pembelajaran Sosial dan
Emosional, guru yang
memiliki kompetensi sosial dan emosional yang baik lebih efektif dan cenderung
lebih resilien/tangguh dan merasa nyaman di kelas karena mereka dapat
bekerja lebih baik dengan murid. Adanya keterkaitan antara kecakapan sosial dan emosional
yang diukur ketika TK dan hasil ketika dewasa di bidang pendidikan, pekerjaan,
pelanggaran hukum, dan kesehatan mental.
Untuk
itulah sebagai calon guru penggerak diperlukan penguasaan dalam PSE ini. Kesadaran
diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab sangat penting bagi calon guru penggerak
karena hal ini sangat berdampak bagi diri sendiri.
Dalam hal ini, saya merasakan dan menerapkan
langsung bagaimana pembelajaran KSE ini terjadi pada diri saya, sebagai contoh
saat ini sedang mengikuti pendidikan guru penggerak sekaligus mengikuti
kegiatan diklat penulisan karya tulis ilmiah yang didaftarkan oleh kepala
sekolah. Belum lagi saat pembuatan sosl ujian sumatif serta pengisian raport
terkait kurikulum merdeka yang kesemuanya itu benar-benar diperlukan KSE.
Alhamdulillah, sejak mengikuti pendidikan guru
penggerak ini saya mulai menerapkan KSE ini sehingga semuanya dapat
dikendalikan.
2)
Challenge: Adakah
ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang
Anda jalankan selama ini?
Selama ini saya tidak pernah menerapkan KSE dalam
pembelajaran, karena saya belum mengetahui dan memahami apa sebenarnya KSE ini.
Ternyata KSE ini wajib diimplementasikan di kelas sebagai pembelajaran sosial
emosional melalui 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi
dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan
iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan pembelajaran sosial emosional
pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.
Peningkatan
kompetensi sosial dan emosional ini berkaitan erat dengan terciptanya lingkungan belajar yang lebih positif,
peningkatan sikap positif dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain dan
lingkungan sekolah. Selain itu, PSE di kelas terbukti dapat menghasilkan
pencapaian akademik yang lebih baik. PSE memberikan pondasi yang kuat bagi
murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan mereka di luar akademik,
termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.
Tentunya 5
Kompetensi Sosial dan Emosional ini juga berhubungan erat dengan 6 (enam) dimensi Profil
Pelajar Pancasila. Sebagai contoh, ketika seorang murid
perlu mengeluarkan ide yang baru dan orisinil untuk memecahkan masalah
(dimensi kreatif) diperlukan juga kemampuan bernalar kritis untuk
melihat permasalahan yang ada. Dalam situasi tersebut, murid tersebut
menerapkan kesadaran diri dan manajemen diri.
3) Concept:
Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk
terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi
Guru Penggerak?
Ada banyak hal yang saya pelajari dan ini merupakan
konsep penting bagi kompetensi guru penggerak terutama dalam penerapannya di
kelas. Bagaimana anak menerima materi dan bagaimana pula anak memahami materi
yang telah kita ajarkan.
Pembelajaran Sosial dan Emosional berupaya menciptakan
lingkungan dan pengalaman belajar yang menumbuhkan 5 kompetensi sosial
dan emosional yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial,
keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Pembelajaran 5 KSE tersebut akan dapat
menghasilkan murid-murid yang berkarakter, disiplin, santun, jujur,
peduli, responsif, proaktif, mendorong anak untuk memiliki rasa ingin tahu
tentang ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan humaniora. Semua ini
selaras dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi dalam Standar
Nasional Pendidikan.
4) Change:
Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan
materi pada hari ini.
Perubahan
yang ingin saya lakukan setelah mendapat materi ini adalah, saya ingin lebih
mengenal emosi peserta didik sehingga saya mampu mengelola emosi nya jadi lebih
baik, menunjukkan integritas dan kejujuran dapat menghubungkan perasaan,
pikiran, dan nilai-nilai serta memberikan masukan dan arahan.
Selain
itu, dengan adanya KSE ini saya juga mampu mengelola emosi saya sendiri. Implementasi PSE dengan pengajaran eksplisit
memastikan murid memiliki kesempatan yang konsisten untuk menumbuhkan, melatih,
dan berefleksi tentang kompetensi sosial dan emosional dengan cara
yang sesuai dan terbuka dengan keragaman budaya. Pengajaran
eksplisit KSE dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler. Pendidik dapat menggunakan berbagai proyek, acara
atau kegiatan sekolah yang rutin untuk mengajarkan kompetensi
sosial dan emosional secara eksplisit.
Posting Komentar
Posting Komentar