Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang berakar pada pemenuhan kebutuhan murid baik dari segi kesiapan belajar, minat, atau profil belajarnya dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Menurut Tomlinson (2000) juga dikatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa diferensiasi tidak berarti bahwa guru harus dapat memenuhi kebutuhan semua individu setiap saat dan setiap waktu.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah, kelas, terutama murid. Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang belajarnya. Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik.
Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang optimal. Salah satu strategi pembelajaran berdiferensiasi adalah diferensiasi produk. Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita berupa karangan, pidato, rekaman, diagram atau sesuatu yang ada wujudnya. Produk yang diberikan meliputi 2 hal yaitu memberikan tantangan dan keragaman atau variasi dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
Guru diharapkan dapat menggunakan berbagai pendekatan belajar sehingga sebagian besar murid menemukan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam proses pelaksanaannya, seperti yang kita tahu bahwa dampak covid-19 sangat berpengaruh bagi dunia pendidikan. Sejak peralihan dari masa covid-19 ke masa new normal sampai akhirnya normal kembali seperti pembelajaran biasanya, tentunya memiliki tantangan tersendiri bagi guru, karena anak sudah terbiasa dengan gawai mereka.
Guru harus menemukan cara yang terbaik dan relevan terhadap materi yang diberikan juga diajarkan pada peserta didik mengenai media pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu cara yang saya kembangkan adalah dengan memanfaatkan Tekhnologi dimana saya sebagai guru Bahasa Indonesia menggunakan media pembelajaran yaitu Blog.
Blog dan Literasi Digital
Literasi menurut KBBI mempunyai arti: Kemampuan menulis dan membaca, pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu serta keemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Sedangkan Literasi digital menurut KBBI mempunyai arti kemampuan untuk memahami informasi berbasis komputer/digital. Jadi jelaslah bahwa literasi digital ini merupakan kemampuan individual setiap orang dalam menggunakan teknologi digital, sehingga dapat mengolah informasi yang ada menjadi ilmu yang bermanfaat baik untuk diri sendiri dan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Blog dapat dimanfaatkan sebagai salah satu upaya menumbuhkan literasi digital, mengingat saat ini Provinsi Riau tercatat sepanjang tahun 2021 berada di posisi 33 dari 34 provinsi yang ada. Indeks Literasi Digital untuk Provinsi Riau hanya sebesar 3,35%. Angka ini lebih rendah dibandingkan indeks rata-rata nasional yang mencapai angka 3,49%. Data tersebut berdasarkan data Kementrian Komunikasi dan Informatika (kemkominfo) bekerja sama dengan Kata data Insight Center (KIC) yang merilis data tentang Indeks Literasi Digital Indonesia.
Secara nasional, Riau berada di posisi nomor dua paling bawah, sedangkan di Pulau Sumatera, Provinsi Riau berada di posisi paling bawah. Indeks Literasi Digital Indonesia ini diukur berdasarkan berdasarkan empat indikator, yakni digital skill, digital ethics, digital safety, dan digital culture. Hasil survei ini menunjukkan posisi Riau lemah dalam segala aspek.
Hasil survei dari Kemkominfo diatas dibuktikan dengan fakta-fakta lain terkait literasi digital yang ada di Riau. Dalam sebuah tulisan yang berjudul “Analisis Kemampuan Literasi Digital Orang Tua Anak Usia Dini di Kecamatan Tampan Kota Pekan Baru Riau” yang dimuat dalam jurnal Lectura Pendidikan milik Universitas Lancang Kuning, disimpulakn bahwa kemampuan literasi digital masyarakat didaerah Tampan, Pekanbaru, masih terbilang rendah yaitu hanya sebesar 31% dari total sampel penelitian yang diambil. Hasil ini cukup memprihatinkan, mengingat posisi Kecamatan Tampan tersebut berada di ibu kota provinsi. Bisa dibayangkan jika penelitian dilakukan di daerah-daerah lainnya yang ada di Riau yang jauh dari akses teknologi dan keramaian.
Hal ini juga berdampak pada Sekolah Kasih Maitreya. Berdasarkan Laporan Rapor Pendidikan tahun 2022, nilai kemampuan literasi masih dibawah kompetensi minimum yaitu berkisar 1, 77%, dengan perbandingan Satuan Pendidikan serupa di Nasional 1,8%, nilai rata-rata kabupaten kota 1,78%, nilai rata-rata provinsi 1,82% dan nilai rata-rata nasional 1,8%.
Ini merupakan tantangan besar bagi para guru, kepala sekolah serta masyarakat sekolah sebagai pemangku kepentingan sekolah, terutama saya sendiri sebagai guru Bahasa Indonesia terlebih sekolah ini adalah sekolah keturunan TiongHoa yang kemampuan berbahasa Indonesianya masih perlu pembiasaan dan bimbingan bagaimana menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kondisi dan situasi saat ini.
Salah satu upaya untuk mengatasi tantangan besar itu adalah dengan cara memulai dari diri sendiri dan mengembangkan komunitas di masyarakat. Mulailah dari diri kita sendiri sebagai guru, kepala sekolah serta pemangku kepentingan sekolah. Adanya komunitas akan lebih menarik minat masyarakat Hal ini belum terlihat di lingkungan sekolah terutama peserta didik. Untuk itulah saya melakukan pengembangan pembelajaran yang berdiferensiasi, interaktif dan menyenangkan melalui Blog sebagai pemanfaatan literasi digital.
Dalam dunia pendidikan Blog merupakan media yang sangat mendukung untuk proses belajar mengajar karena Blog memudahkan guru dalam memberikan tugas terhadap siswa. Bagi siswa Blog dapat membantu siswa untuk menyalurkan kreatifitas menulis, mengasah kemampuan menulis, berbagi pengetahuan, personal branding, sebagai portofolio online, membangun kepercayaan, mempromosikan produk secara online, meningkatkan bisnis, membangun relasi antar penulis, sebagai pendapatan pasif (dari iklan), belajar hal-hal teknis, meningkatkan kemampuan SEO, menambah ilmu dan wawasan, mengekspresikan berbagai ide dan pikiran, menggiring opini, menyampaikan pendapat, dan dapat berpartisipasi di berbagai kontes menulis online.
Selain siswa manfaat Blog juga dirasakan bagi guru karena memudahkan mendapatkan informasi tanpa harus bersusah payah mencari buku, hanya bermodal internet siapapun dapat mencari informasi apapun di dalam blog. Menurut Sujana dkk. [2002:2] beberapa manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi.
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata komunikasi verbal melalui peraturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan.
Memudahkan guru dalam proses penilaian dan memantau aktivitas proses pembelajaran peserta didik.
Jargon: Yuk Beli Sempolet (Yuk Belajar Interaktif, Sempurnakan lewat tulisan)
Salah satu pengembangan pembelajaran yang saya kembangkan sebagai upaya untuk meningkatkan litersi digital adalah Blog interaktif dengan jargon: Yuk Beli Sempolet (Yuk Belajar Interaktif, Sempurnakan Lewat Tulisan) dimana blog ini dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru sebagai media pembelajaran interaktif yang mana guru dan siswa dapat menggunakannya secara fleksibel dan dimana saja.
Blog dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran interaktif karena guru dan siswa dapat melakukan interaksi pada kolom komentar yang ada dan saling bertukar informasi melalui link menuju artikel yang sesuai dengan materi yang dibahas. Guru harus memberikan dorongan kepada pserta didik untuk membuat blog sehingga pemanfaatan blog sebagai media pembelajaran menjadi lebih efektif.
Pemilik blog dapat memposting tulisan atau konten, gambar, maupun video secara online sehingga pengunjung dapat mendownload semua postingan yang masukkan ke blog. Membuat blog sangat gampang, tidak membutuhkan pengetahuan pemrograman yang sulit. Untuk mendaftar di blog, hanya membutuhkan email dan mengikuti beberapa Langkah yang bisa dipelajari dalam waktu yang singkat. Media blog memiliki sifat yang dinamis dan universal sehingga bisa diakses oleh siapa pun, dan di mana pun.
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan blog itu sendiri diantaranya:
1. Masuk ke halaman www.blogger.com pada browser
Pada laman blogger, klik Create Your Blog
2. Pilih sebuah akun gmail. Masukkan password gmail tersebut, pilih next
3. Pilih nama untuk blog Anda. Ketikkan pada kolom judul. Judul ini akan tampilkan pada bagian atas Blog Anda. (maksimal 100 karakter termasuk spasi). Pilih berikutnya
4. Pilih URL untuk blog Anda. Google akan memeriksa ketersediaan alamat.
Ketik pada kolom alamat. Jika alamat tersedia, maka akan tampil keterangan alamat blog ini tersedia. Pilih berikutnya. Ohya, tulisan blogspot.com otomatis mengikuti alamat yang Anda pilih, ya.
5. Akan muncul kotak Konfirmasikan nama tampilan Anda
Bagaimana nama Anda ingin ditampilkan kepada pembaca blog Anda? Ketik nama yang ditampilkan pada kolom. Tersedia 200 karakter dengan spasi. Pilih selesai
Maka permintaan Anda akan diproses.
Blog juga memudahkan bagi guru dalam efisiensi waktu dalam menilai dan mengolah data hingga mengevaluasi hasil proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan oleh peserta didik dalam lembar kerja peserta didik ( LKPD), dan dapat mengoptimalkan seluruh informasi sebagai sumber belajar, refleksi dan juga penilaian dimana peserta didik melakukan pembelajaran interaktif dengan cara saling memberi masukan pada blog-blog yang telah mereka buat.
Harapannya adalah dengan pengembangan pembelajaran melalui blog ini nantinya guru dan siswa menghasilkan banyak karya melalui tulisan bahkan menghasilkan buku-buku pembelajaran dan tidak menutup kemungkinan akan meningkatkan angka literasi digital di Riau. Semoga dengan memanfaatkan tekhnologi melalui blog ini, setiap guru mata pelajaran lainnya dapat mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan masing-masing dengan tetap mengembangkan keterampilam literasi teknologi setiap anak sehingga menciptakan generasi emas yang berkualitas dengan sumber daya manusia yang berkompeten dalam bidangnya.
Referensi :
https://mayafasinda.com/html
https://www.idntimes.com/life/career/nelsi-1/5-cara-agar-menulis-menjadi-kegiatan-yang-menyenangkan.
https://www.rikaariyani.com/2021/12/blog-sebagai-media-pembelajaran.html
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/pembelajaran-berdiferensiasi-dan-penerapannya-di-kelas/
https://nitajuwithafina.com/peran-blogger-pada-literasi-digital-di-indonesia/
Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang optimal. Salah satu strategi pembelajaran berdiferensiasi adalah diferensiasi produk. Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita berupa karangan, pidato, rekaman, diagram atau sesuatu yang ada wujudnya. Produk yang diberikan meliputi 2 hal yaitu memberikan tantangan dan keragaman atau variasi dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
Guru diharapkan dapat menggunakan berbagai pendekatan belajar sehingga sebagian besar murid menemukan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam proses pelaksanaannya, seperti yang kita tahu bahwa dampak covid-19 sangat berpengaruh bagi dunia pendidikan. Sejak peralihan dari masa covid-19 ke masa new normal sampai akhirnya normal kembali seperti pembelajaran biasanya, tentunya memiliki tantangan tersendiri bagi guru, karena anak sudah terbiasa dengan gawai mereka.
Guru harus menemukan cara yang terbaik dan relevan terhadap materi yang diberikan juga diajarkan pada peserta didik mengenai media pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu cara yang saya kembangkan adalah dengan memanfaatkan Tekhnologi dimana saya sebagai guru Bahasa Indonesia menggunakan media pembelajaran yaitu Blog.
Blog dan Literasi Digital
Literasi menurut KBBI mempunyai arti: Kemampuan menulis dan membaca, pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu serta keemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Sedangkan Literasi digital menurut KBBI mempunyai arti kemampuan untuk memahami informasi berbasis komputer/digital. Jadi jelaslah bahwa literasi digital ini merupakan kemampuan individual setiap orang dalam menggunakan teknologi digital, sehingga dapat mengolah informasi yang ada menjadi ilmu yang bermanfaat baik untuk diri sendiri dan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Blog dapat dimanfaatkan sebagai salah satu upaya menumbuhkan literasi digital, mengingat saat ini Provinsi Riau tercatat sepanjang tahun 2021 berada di posisi 33 dari 34 provinsi yang ada. Indeks Literasi Digital untuk Provinsi Riau hanya sebesar 3,35%. Angka ini lebih rendah dibandingkan indeks rata-rata nasional yang mencapai angka 3,49%. Data tersebut berdasarkan data Kementrian Komunikasi dan Informatika (kemkominfo) bekerja sama dengan Kata data Insight Center (KIC) yang merilis data tentang Indeks Literasi Digital Indonesia.
Secara nasional, Riau berada di posisi nomor dua paling bawah, sedangkan di Pulau Sumatera, Provinsi Riau berada di posisi paling bawah. Indeks Literasi Digital Indonesia ini diukur berdasarkan berdasarkan empat indikator, yakni digital skill, digital ethics, digital safety, dan digital culture. Hasil survei ini menunjukkan posisi Riau lemah dalam segala aspek.
Hasil survei dari Kemkominfo diatas dibuktikan dengan fakta-fakta lain terkait literasi digital yang ada di Riau. Dalam sebuah tulisan yang berjudul “Analisis Kemampuan Literasi Digital Orang Tua Anak Usia Dini di Kecamatan Tampan Kota Pekan Baru Riau” yang dimuat dalam jurnal Lectura Pendidikan milik Universitas Lancang Kuning, disimpulakn bahwa kemampuan literasi digital masyarakat didaerah Tampan, Pekanbaru, masih terbilang rendah yaitu hanya sebesar 31% dari total sampel penelitian yang diambil. Hasil ini cukup memprihatinkan, mengingat posisi Kecamatan Tampan tersebut berada di ibu kota provinsi. Bisa dibayangkan jika penelitian dilakukan di daerah-daerah lainnya yang ada di Riau yang jauh dari akses teknologi dan keramaian.
Hal ini juga berdampak pada Sekolah Kasih Maitreya. Berdasarkan Laporan Rapor Pendidikan tahun 2022, nilai kemampuan literasi masih dibawah kompetensi minimum yaitu berkisar 1, 77%, dengan perbandingan Satuan Pendidikan serupa di Nasional 1,8%, nilai rata-rata kabupaten kota 1,78%, nilai rata-rata provinsi 1,82% dan nilai rata-rata nasional 1,8%.
Ini merupakan tantangan besar bagi para guru, kepala sekolah serta masyarakat sekolah sebagai pemangku kepentingan sekolah, terutama saya sendiri sebagai guru Bahasa Indonesia terlebih sekolah ini adalah sekolah keturunan TiongHoa yang kemampuan berbahasa Indonesianya masih perlu pembiasaan dan bimbingan bagaimana menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kondisi dan situasi saat ini.
Salah satu upaya untuk mengatasi tantangan besar itu adalah dengan cara memulai dari diri sendiri dan mengembangkan komunitas di masyarakat. Mulailah dari diri kita sendiri sebagai guru, kepala sekolah serta pemangku kepentingan sekolah. Adanya komunitas akan lebih menarik minat masyarakat Hal ini belum terlihat di lingkungan sekolah terutama peserta didik. Untuk itulah saya melakukan pengembangan pembelajaran yang berdiferensiasi, interaktif dan menyenangkan melalui Blog sebagai pemanfaatan literasi digital.
Dalam dunia pendidikan Blog merupakan media yang sangat mendukung untuk proses belajar mengajar karena Blog memudahkan guru dalam memberikan tugas terhadap siswa. Bagi siswa Blog dapat membantu siswa untuk menyalurkan kreatifitas menulis, mengasah kemampuan menulis, berbagi pengetahuan, personal branding, sebagai portofolio online, membangun kepercayaan, mempromosikan produk secara online, meningkatkan bisnis, membangun relasi antar penulis, sebagai pendapatan pasif (dari iklan), belajar hal-hal teknis, meningkatkan kemampuan SEO, menambah ilmu dan wawasan, mengekspresikan berbagai ide dan pikiran, menggiring opini, menyampaikan pendapat, dan dapat berpartisipasi di berbagai kontes menulis online.
Selain siswa manfaat Blog juga dirasakan bagi guru karena memudahkan mendapatkan informasi tanpa harus bersusah payah mencari buku, hanya bermodal internet siapapun dapat mencari informasi apapun di dalam blog. Menurut Sujana dkk. [2002:2] beberapa manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi.
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata komunikasi verbal melalui peraturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan.
Memudahkan guru dalam proses penilaian dan memantau aktivitas proses pembelajaran peserta didik.
Jargon: Yuk Beli Sempolet (Yuk Belajar Interaktif, Sempurnakan lewat tulisan)
Salah satu pengembangan pembelajaran yang saya kembangkan sebagai upaya untuk meningkatkan litersi digital adalah Blog interaktif dengan jargon: Yuk Beli Sempolet (Yuk Belajar Interaktif, Sempurnakan Lewat Tulisan) dimana blog ini dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru sebagai media pembelajaran interaktif yang mana guru dan siswa dapat menggunakannya secara fleksibel dan dimana saja.
Blog dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran interaktif karena guru dan siswa dapat melakukan interaksi pada kolom komentar yang ada dan saling bertukar informasi melalui link menuju artikel yang sesuai dengan materi yang dibahas. Guru harus memberikan dorongan kepada pserta didik untuk membuat blog sehingga pemanfaatan blog sebagai media pembelajaran menjadi lebih efektif.
Pemilik blog dapat memposting tulisan atau konten, gambar, maupun video secara online sehingga pengunjung dapat mendownload semua postingan yang masukkan ke blog. Membuat blog sangat gampang, tidak membutuhkan pengetahuan pemrograman yang sulit. Untuk mendaftar di blog, hanya membutuhkan email dan mengikuti beberapa Langkah yang bisa dipelajari dalam waktu yang singkat. Media blog memiliki sifat yang dinamis dan universal sehingga bisa diakses oleh siapa pun, dan di mana pun.
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan blog itu sendiri diantaranya:
1. Masuk ke halaman www.blogger.com pada browser
Pada laman blogger, klik Create Your Blog
2. Pilih sebuah akun gmail. Masukkan password gmail tersebut, pilih next
3. Pilih nama untuk blog Anda. Ketikkan pada kolom judul. Judul ini akan tampilkan pada bagian atas Blog Anda. (maksimal 100 karakter termasuk spasi). Pilih berikutnya
4. Pilih URL untuk blog Anda. Google akan memeriksa ketersediaan alamat.
Ketik pada kolom alamat. Jika alamat tersedia, maka akan tampil keterangan alamat blog ini tersedia. Pilih berikutnya. Ohya, tulisan blogspot.com otomatis mengikuti alamat yang Anda pilih, ya.
5. Akan muncul kotak Konfirmasikan nama tampilan Anda
Bagaimana nama Anda ingin ditampilkan kepada pembaca blog Anda? Ketik nama yang ditampilkan pada kolom. Tersedia 200 karakter dengan spasi. Pilih selesai
Maka permintaan Anda akan diproses.
Blog juga memudahkan bagi guru dalam efisiensi waktu dalam menilai dan mengolah data hingga mengevaluasi hasil proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan oleh peserta didik dalam lembar kerja peserta didik ( LKPD), dan dapat mengoptimalkan seluruh informasi sebagai sumber belajar, refleksi dan juga penilaian dimana peserta didik melakukan pembelajaran interaktif dengan cara saling memberi masukan pada blog-blog yang telah mereka buat.
Harapannya adalah dengan pengembangan pembelajaran melalui blog ini nantinya guru dan siswa menghasilkan banyak karya melalui tulisan bahkan menghasilkan buku-buku pembelajaran dan tidak menutup kemungkinan akan meningkatkan angka literasi digital di Riau. Semoga dengan memanfaatkan tekhnologi melalui blog ini, setiap guru mata pelajaran lainnya dapat mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan masing-masing dengan tetap mengembangkan keterampilam literasi teknologi setiap anak sehingga menciptakan generasi emas yang berkualitas dengan sumber daya manusia yang berkompeten dalam bidangnya.
Referensi :
https://mayafasinda.com/html
https://www.idntimes.com/life/career/nelsi-1/5-cara-agar-menulis-menjadi-kegiatan-yang-menyenangkan.
https://www.rikaariyani.com/2021/12/blog-sebagai-media-pembelajaran.html
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/pembelajaran-berdiferensiasi-dan-penerapannya-di-kelas/
https://nitajuwithafina.com/peran-blogger-pada-literasi-digital-di-indonesia/
Posting Komentar
Posting Komentar