Pada hari ketiga diklat, peserta semakin bersemangat. Hal ini tampak jelas pada raut wajah dan gerakan tubuh mereka yang begitu energik ketika panitia memutar video Senam Bahagia Bersama dan Keindahan Semesta. Panitia pelaksana diklat meminta para peserta diklat untuk mengikuti gerakan dalam video tersebut.
Senam ini berbeda dengan senam-senam pada diklat pertama dan kedua sebelumnya. Apa yang membuat mereka berbeda? Tentu saja selain senam dengan gerakan dan musik yang energik, banyak gerakan bahkan heboh, mereka juda semakin penasaran dengan pemeteri-pemateri hebat yang lain.
Semangat para peserta semakin menjadi-jadi saat panitia mengumumkan games. Games ini dinamakan games estafet. Tujuan games ini adalah menciptakan semangat antusiasme dalam keberagaman suku dan budaya secara tertib dan bertanggungjawab.
Caranya adalah tim terdiri dari 6 orang, setiap orang memainkan perannya masing-masing. Peseta pertama berputar sebanyak 5 kali sambil memegang hidung seperti belalai gajah kemudian mengambil baton atau tanda untuk diserahkan pada peserta kedua, peserta kedua memecahkan balon dengan punggungnya dan tak lupa mengambil baton agar peseta ketiga dapat melanjutkan gamesnya dengan minum air dalam botol berukuran 150 ml dengan cepat, baton diambil kembali untuk diserahkan ke peserta keempat.
Peserta keempat memainkan bola pimpong sebanyak 5 kali ketukan tanpa jatuh dan mengambil baton kembali untuk peserta kelima. Peserta kelima memasukan benang ke jarum jahit secepat-cepatnya agar baton dapat segera sampai ke peserta terakhir sebagai penentu pemenang tentu saja harus melompat seperti kodok untuk sampai ke garis finis. Peserta yang paling cepat menyelesaikan dialah yang dinyatakan sebagai pemenangnya.
Selesai bermain games, acara pun dilanjutkan dengan mendengarkan paparan dari pemateri yang dibuka oleh Mis Dewi dan Mis Novita sebagai pembawa acara hari ini. Namun sebelum itu, sebagai wejangan pembuka para peserta menyanyikan lagu We Are Family. Wejangan dilanjutkan dengan tayangan video showtime dari Sekolah Maitreya Dumai dan Nawa Dhamma Sekha Alam Bahagia Rupat. Acara pun siap dengan pemateri-pemateri hebat yang akan tampil dalam layar zoom
Pemateri 1 Hosan, S.Sos. M.M.
Tiga Garis Besar Pembelajaran Maitreyani yang merupakan prinsip utama sekolah berlandaskan dunia satu keluarga. Hal ini ditetapkan oleh Pendiri Yayasan Prajnamitra Maitreya Bapak Taslim yang sudah berjuang selama 50 tahun. Beliau sendiri merupakan panutan bagi orang lain. Para dewan pembina adalah salah satu bukti perjuangan beliau yang berhasil menjadikan orang-orang yang hebat dan bermanfaat bagi orang lain.
Perjuangan beliau yang lain adalah membuat kelas ceramah Bahasa Indonesia atau biasa disebut KCBI sekitar tahun 80-an. Nah, kelas ini sendiri berhasil menciptakan motivator-motivator hebat yang pada awalnya tidak mampu berbahasa Indonesia yang baik.
Tiga garis besar sebagai haluan Maitreya yaitu:
1. Sehat jasmani dan rohani, senantiasa gembira berbahagia
- Kita jangan hanya memberikan pengetahuan sebanyak-banyaknyatanpa memikirkan kesehatan jasmani dan rohani, sebab hal ini merupakan faktor yang paling utama dari yang utama. Jika jasmani dan rohani peserta didik sehat, maka hal yang lain akan terlewati dengan mudah termasuk salah satunya menerima pelajaran yang Bapak/Ibu guru berikan.
- Orang yang sukses tidak hanya mengandalkan IQ, tetapi yang lainnya termasuk EQ. Bagaimana cara seseorang mengelola EQ nya tergantung bagaiman seseorang itu menyikapi hidupnya berdasarkan sudut pandangnya sendiri.
Ada seorang pemuda yang menceritakan kisah hidupnya dengan temannya. Ia merasa hidupnya sangat susah, punya banyak masalah, gak ada harapan untuk keluar dari masalah tersebut, jalan satu-satunya adalah bunuh diri. Lalu, teman nya menyarankan agar ia pergi menemui sang guru yang jauh di atas gunung. Sang pemuda pun mencoba untuk menemui sang guru, dan akhirnya mereka pun bertemu.
Pemuda tersebut menceritakan kembali kisah hidupnya sama persis seperti apa yang ia ceritakan pada temannya tadi. Sang guru tidak menjelaskan apa pun, ia hanya meminta pemuda tersebut membawakan segelas air kemudian berkeliling mengelilingi tempat tinggal sang guru. Ia pun mematuhinya, dan kembali menemui sang guru dengan segelas air yang dibawanya.
Ternyata air dalam gelas itu tidak berkurang sama sekali, sang guru meminta pemuda itu untuk menceritakan apa yang ia lihat selama berkeliling, dan pemuda menjawab tidak melihat apa-apa karena ia hanya fokus pada gelas agar air tidak tumpah. Kemudian sang guru meminta mengulanginya kembali dan kali ini ia harus menceritakan apa yang ia lihat. Pemuda tersebut pun menyetujui dan mengulanginya kembali.
Setelah berkeliling, pemuda itu kembali menemui sang guru, ia menceritakan panjang lebar tentang apa yang ia lihat selama ia berkeliling, tetapi sayangnya ia melupakan segelas air yang ia bawa sehingga air itu tumpah. Sang guru pun meminta kembali untuk mengulangi ketiga kalinya dengan catatan tetap bercerita tanpa menumpahkan air sedikitpun. Akhirnya pemuda itu berhasil melakukannya.
Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini adalah bahwa melakukan sesuatu yang penting bagi diri kita itu memang harus fokus tetapi kita juga perlu melihat sekeliling (bersosialisasi) tanpa harus mendengarkan semua apa kata orang. Harus ada keseimbangan antara tujuan hidup dan keadaan sekeliling, jadilah diri sendiri. kembangkan kemampuan kita karena setiap orang memiliki potensi maing-masing walau orang autis sekali pun.
Kisah seorang anak lelaki yang autis, yang sangat sulit sekali di pahami hingga suatu hari Ibunya menyekolahkannya di SLB ( Sekolah Luar Biasa). Akhirnya, setelah di sekolahkan, anak tersebut mampu berbahasa Inggris dengan sangat baik, mampu menjahit dan melukis. Banyak orang suka dengan jahitannya, banyak orang kagum dengan lukisannya. Hingga pada akhirnya ia mendapat penghargaan atas bakatnya itu.
Ibunya sama sekali tidak menyangka bahwa anaknya mampu melakukan semua itu, begitulah adanya. Setiap orang hebat pada bidangnya masing-masing.
Kisah ini memberi pelajaran yang berarti bagi kita para guru bahwa jika kita benar-benar seorang guru yang baik, berhati kasih, profesional maka sudah pasti didikannya juga jauh lebih bermanfaat daripada guru itu sendiri. Jangan selalu memikirkan materi, sebab jika kita fokus pada pekerjaan dan bidang kita, maka materi akan datang dengan sendirinya.
2. Mempelajari dan memanfaatkan ilmu pengetahuan kebijaksanaan secara dinamis dan aplikatif; jangan membuat kaku peserta didik, gunakanlah kebijaksanan kita sebagai seorang guru.
Seorang filsuf Tiongkok terkenal Kongfusius, mempunyai seorang murid, dia melihat ada yang ribut antara penjual dan pembeli perihal hitung – hitungan matematika, penjual menghitung jumlah pembeliannya sekitar 3x7=21 sementara pembeli mengatakan 3x7=20. Kemudian murid Kongfusius itu dipanggil untuk menangani masalah nya. Murid Kongfusius pun mengatakan hal yang sama bahwa 3x7=21.
Karena si pembeli tak terima dengan hasil jawabannya, ia tidak percaya dengan murid Kongfusius itu, si pembeli mengajak mereka dan menantang untuk menemui sang guru Kongfusius itu, dia sangat yakin dengan jawabannya bahwa3x7=21, mereka pun bertaruh, si pembeli rela bunuh diri jika jawabannya salah, dan murid Kongfusius itu pun rela kehilangan uang seratus dolar jika jawabannya juga salah.
Kemudian mereka pun mencari guru kongfusius itu untuk mencari kebenarannya. Pada akhirnya mereka pun bertemu dan menjelaskan permasalahan yang terjadi. Sang guru pun mengatakan bahwa jawaban si pembeli lah yang benar. Dengan sangat riang gembira si pembeli tadi pulang dengan membawa uang seratus dolar, sementara murid Kongfusius itu menuju kamarnya dan mengemas baju-baju nya untuk kembali ke desanya.
Sang guru pun menemui muridnya itu dan mengatakan bahwa terkadang ada kalanya kita membenarkan yang salah demi kebaikan seseorang, bagaimana jika ia menyalahkan jawaban si pembeli itu, maka kita melakukan kesalahan terbesar karena menghilangkan nyawa orang lain dengan sengaja. Akhirnya sang murid mengerti maksud gurunya itu dan ia rela kehilangan uang itu daripada menanggung dosa.
Dari kisah ini kita belajar bahwa harus bersikap bijaksana dalam mengambil keputusan atau menghadapi masalah. Salah satu kunci kesuksesan seseorang adalah dia pandai menyesuaikan kondisi.
1. Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai moralitas dan keharmonisan secara nyata dan konsisten; guru bukan hanya memberikan materi tetapi harus menghayati dan mengamalkannya sesuai dengan kenyataannya, misalnya murid tidak hanya diajarkan bagaimana cara menghormati gurunya tetapi menghormati siapa pun yang lebih tua. Menjaga hati nuraninya, menjaga kejujurannya, menjaga sikap moral etikanya.
Ada seorang pengembara yang berjalan cukup jauh dan kehausan, kemudian ia menemukan pompa air yang berkarat. Disamping pompa air ada kendi dan diatanya ada kertas yang bertuliskan cara menggunakan pompa. Gunakan air yang ada dalam kendi ini untuk memompa pompa yang berkarat. Jangan lupa isi kembali kendinya setelah mendapatkan airnya.
Pengembara itu tidak memercayainya, ia bermaksud untuk mengambil air yang ada dalam kendi dan langsung meminumnya saja tanpa harus memompa. Hati nuraninya berkata bahwa ia harus mengikuti arahan yang tertera pada kertas itu. Ia pun melakukannya dan sangat terkejut sekali saat air keluar dari pompa yang berkarat itu dengan berlimpah ruah. Ia pun meminum dengan sepuasnya dan mengisi kembali kendi itu. Sang pengembara pun menambah tulisan dikertas itu, lakukanlah karena saya sudah mencobanya sendiri.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa jangan memikirkan diri sendiri, karena kebaikan yang kita lakukan akan kembali pada diri kita sendiri. Kebaikan tidak akan pernah dirugikan, karena orang yang berbuat baik adalah orang yang paling beruntung.
Pendidikan merupakan kunci peradaban dunia.
Pintu tersebut tidak akan terbuka kecuali dengan satu kunci yakni, seorang guru atau sosok guru yang peduli dengan peradaban dunia.
Contoh: Jepang dijuluki sebagai singanya Asia karena berdiri sejajar dengan Eropa. Cara menguasai dunia tidak lagi dengan perang tetapi dengan teknologi berupa produk - produk yang berkualitas membuat negaranya dengan pendidikan terbaik, menjadikan guru-guru yang berkualitas dan professional.
Seorang guru yang professional adalah guru yang konsisten dengan dirinya sendiri.
Contoh: Koin Tiongkok berbentuk bulat, dalamnya berbentuk segi empat. Koin ini mengajarkan pada diri kata bahwa bulat berarti penuh, artinya konsisten atau komitmen pada diri sendiri, sementara yang segi empat itu adalah untuk sekelilingnya bersifat dinamis atau fleksibel. Contoh sederhana, teman membuat janji dengan kita. Kita datang tepat waktu sementara si teman tadi tidak dengan alasan macet. Kita pun memakluminya dengan memperingatinya agar jangan melakukan hal yang sama, jika itu terjadi berarti itu dengan sengaja dilakukan. Namun, jangan sampai kita membalasnya dengan cara kita yang sengaja terlambat atau tidak tepat waktu.
Pemateri 2 Suanto, S.E.
Apa itu etos kerja?
- Semangat kerja
- Nilai-nilai kebaikan
- Tanggung jawab
- Standar
Karakteristik etos kerja di Sekolah Kasih Maitreya
- Motto sekolah: Antusias, ramah dan kasih
- 5S dan Peduli: Senyum, salam, sapa, sopan dan santun serta peduli
- 3K: kerapian, kebersihan dan ketertiban
- 3D: disiplin waktu, disiplin diri, dan disiplin peraturan
- Inisiatif dalam masalah dan kemajuan yang didapat.
- Bertanggungjawab
- Memiliki dedikasi yang tinggi
Manfaat memiliki etos kerja:
- Nilai sosial pasti naik dan lebih dihargai
- Berdampak pada kemajuan karir
- Membangun citra diri yang baik; guru yang beretika baik dan kepedulian yang tinggi.
- Meningkatkan produktivitas
- Kepuasan kerja
Cara menumbuhkan etos kerja:
- Awali dari diri sendiri; tidak ada yang bertanggung jawab atas kegagalan yang terjadi pada diri kita selain diri kita sendiri
- Tanamkan sikap disiplin
- Gunakan waktu dengan bijak
- Fokus dan hindari segala gangguan sebanyak mungkin jangan biarkan kesalahan mematahkan semangat.
Afirmasi
Saya meyakini bahwa saya akan menjadi guru yang luar biasa, maka saya akan menjadi guru yang luar biasa. (Ucapkan kalimat itu dengan menutup mata dan yakini dalam hati)
Perubahan apa yang ingin dilakukan untuk menjadi pendidik dan tenaga kependidikan yang luar biasa? (Silahkan diisi minimal 10 dan wajib dilaksanakan)
Nama: Maya Fasindah
Perubahan yang ingin saya lakukan:
1. Membuat media ajar lebih banyak lagi
2. Mengembangkan bakat menulis dan siap menularkan pada murid
3. Memperbanyak menulis buku-buku non fiksi baik itu buku teks, non teks, lks, dll.
4. Konsisten dengan waktu; membagi waktu antara menulis blog, menulis buku, mengajar dan keluarga
5. Meningkatkan kedisiplinan waktu
6. Go penerbit mayor
7. Ingin menjadi bagian dari GLN
8. Memperluas jangkauan motivator
Peserta diklat menjawab kuis yang telah dipersiapkan pantia melalui Quizizz.
Proyek
untuk hari ini adalah para peserta diklat diminta untuk membuat video senam dengan durasi 3 menit.
Seperti itulah kira-kira keseruan kami pada hari ketiga diklat guru dan tenaga kependidikan, sampai ketemu hari keempat ya ….
Ya setuju, bg sy pndpt tntng mndidik itu adalah memanusiakan manusia. Keren tulisannya selalu brbgi dn mnginspirasi
BalasHapusAsyik banget kegiatannya. Suka deh sama 2 cerita itu, cerita yang menginspiratif semuaa
BalasHapusTulisan pusdiklat kali ini menambah kasanah wawasan kita yang bukan praktisi pengajar. Dengan pendekatan personal, tanpa menghakimi, dan menggali potensi lebih mudah menangani peserta didik yang terlihat bermasalah.
BalasHapusLagi-lagi tulisan kakak, membuat saya berdoa, agar semakin banyak guru-guru yang seperti Kak Maya. Aamiin
suka filosofinya tentang cerita pemuda pertama dan cerita anak autis, garis besar yang saya tarik, fokus pada kekuatan diri, tetapi tidak mengabaikan sekitar
BalasHapusterima kasih sudah berbagi cerita
Barakallah mba Maya .. sebagai guru ga hanya mengajar, tapi juga mendidik. Semoga putra putri kita ke depannya memiliki EQ yang tinggi
BalasHapusSelamat mengikuti diklat guru ya mba Maya...Saya baru kemarin mengikutyi IHT kurikulum Merdeka lumayan harus banyak belajar. Terutama untuk menyesuaikan dengan layanan pembelajaran di perpustakaan
BalasHapusTulisannya keren dan sangat bermanfaat kak. Terimakasih kak.
BalasHapusJazakillah mba maya... Tulisannya menambah pengetahuan saya seputar dunia mendidik.
BalasHapusWah bagus ini
BalasHapusSaya suka cara menuliskannya. Ada letup cinta dalam mengajar yang perlu kita pelihara hingga tak kehilangan binarnya.
BalasHapuspesan moral yang sangat bijak. tulisan bagus dan sarat makna
BalasHapusSemangat bestieee..😍😍
BalasHapus