Hai…hai sahabat Maya semuanya? Pernah denger gak permainan Lu Lu Cina Buta? Kalau dengar namanya pasti lucu bukan? Jadi permainan Lu Lu Cina Buta ini adalah permainan rakyat yang dimainkan oleh anak-anak Tembilahan, Indera Hilir, Provinsi Riau, Indonesia. Kata "Cina Buta" ini berawal dari cerita seorang Tionghoa yang mau menikahi sementara perempuan Islam yang bercerai dengan talak tiga. Dalam Islam, perempuan yang telah dicerai dengan talak tiga tidak dapat rujuk kembali dengan suami terdahulu sebelum menikah dengan laki-laki lain. Karena itu pada umumnya masyarakat tidak akan mau menikahi sementara perempuan tersebut meskipun dibayar. Karena itu orang yang mau menikah sementara tersebut dijadikan olok-olok masyarakat dan dianggap "buta."
Yang mengasyikan dari permainan ini adalah para penonton bisa ikut bermain dengan mengikuti nyanyian yang ada dalam permainan ini. Seperti ini lagunya :
Lu Lu Cina Buta
Lu Banyak Tai Mata
Lu berjalan teraba-raba
Lalu Terantuk Janda Tua
Dalam nyanyian ini kata Janda dapat ditukar menjadi apa saja.
Selain menghibur permainan ini dapat membentuk karakter anak-anak karena mereka dapat bersosialisasi dengan teman-teman yang lain. Permainan ini seru loh ternyata.
Lulu Cina Buta Permainan ini diambil dari kata dasar ” buta ” yang berarti tidak dapat melihat . Permainan ini dilakukan oleh anak laki-laki dan perempuan Sekolah Dasar. Permainan ini menggunakan alat yang sederhana yaitu cukup dengan selembar sapu tangan. Kemudian membuat batas lingkaran di tanah sebesar garis tengah sekitar 2 1/2 meter sebagai lapangan bermain.
Permainan lulu cina buta paling sedikit diikuti oleh 3 orang anak dan bisa pula sampai 6 orang anak jumlahnya. Untuk menentukan siapa yang jadi ” buta ” maka diadakan terlebih dahulu hompipa yang kalah dalam hompipa dialah yang menjadi ” buta ”. Oleh salah satu temannya si buta yang kalah dalam hompimpa tadi ditutup matanya menggunakan sapu tangan dengan beberapa lipatan dan ujung sapu tangan diikat dibelakang kepala si buta.
Si buta harus benar benar tidak dapat melihat keadaan sekitar karena telah ditutup menggunakan sarung tangan. Dengan aba-aba dari salah seorang temannya yang mengatakan ”sudah” maka permainan dimulai. Si buta akan merentangkan tangannya berusaha untuk menangkap salah seorang temannya yang ada didalam lingkaran tersebut. Temannya akan berlari-lari menghindari tangkapan si buta. Apabila si buta berhasil menangkap salah seorang temannya maka dia boleh meraba-raba temannya yang tertangkap dan menebak siapa teman yang ditangkapnya. Apabila betul nama yang si buta sebutkan maka temannya itu akan menjadi sibuta namun apabila salah maka sibuta akan tetap menjadi sibuta.
Begitulah cara permainan lulu cina buta itu secara bergantian memegang peran si buta sampai mereka telah puas bermain. Kandungan nilai yang ada pada permainan ini adalah nilai-nilai pendidikan, kerja keras, memupuk sikap kebersamaan, melatih daya ingatan, kejujuran, sportifitas, dan mempererat persahabatan. Selain itu, ada nilai budaya yang terkandung di dalamnya yaitu permainan ini tidak membeda-bedakan sosial masyarakat, tidak ada anak orang kaya atau pun anak orang miskin, sebab semuanya adalah sama kedudukannya
Sampai ketemu di keseruan yang lain ya...
Yang mengasyikan dari permainan ini adalah para penonton bisa ikut bermain dengan mengikuti nyanyian yang ada dalam permainan ini. Seperti ini lagunya :
Lu Lu Cina Buta
Lu Banyak Tai Mata
Lu berjalan teraba-raba
Lalu Terantuk Janda Tua
Dalam nyanyian ini kata Janda dapat ditukar menjadi apa saja.
Selain menghibur permainan ini dapat membentuk karakter anak-anak karena mereka dapat bersosialisasi dengan teman-teman yang lain. Permainan ini seru loh ternyata.
Lulu Cina Buta Permainan ini diambil dari kata dasar ” buta ” yang berarti tidak dapat melihat . Permainan ini dilakukan oleh anak laki-laki dan perempuan Sekolah Dasar. Permainan ini menggunakan alat yang sederhana yaitu cukup dengan selembar sapu tangan. Kemudian membuat batas lingkaran di tanah sebesar garis tengah sekitar 2 1/2 meter sebagai lapangan bermain.
Permainan lulu cina buta paling sedikit diikuti oleh 3 orang anak dan bisa pula sampai 6 orang anak jumlahnya. Untuk menentukan siapa yang jadi ” buta ” maka diadakan terlebih dahulu hompipa yang kalah dalam hompipa dialah yang menjadi ” buta ”. Oleh salah satu temannya si buta yang kalah dalam hompimpa tadi ditutup matanya menggunakan sapu tangan dengan beberapa lipatan dan ujung sapu tangan diikat dibelakang kepala si buta.
Si buta harus benar benar tidak dapat melihat keadaan sekitar karena telah ditutup menggunakan sarung tangan. Dengan aba-aba dari salah seorang temannya yang mengatakan ”sudah” maka permainan dimulai. Si buta akan merentangkan tangannya berusaha untuk menangkap salah seorang temannya yang ada didalam lingkaran tersebut. Temannya akan berlari-lari menghindari tangkapan si buta. Apabila si buta berhasil menangkap salah seorang temannya maka dia boleh meraba-raba temannya yang tertangkap dan menebak siapa teman yang ditangkapnya. Apabila betul nama yang si buta sebutkan maka temannya itu akan menjadi sibuta namun apabila salah maka sibuta akan tetap menjadi sibuta.
Begitulah cara permainan lulu cina buta itu secara bergantian memegang peran si buta sampai mereka telah puas bermain. Kandungan nilai yang ada pada permainan ini adalah nilai-nilai pendidikan, kerja keras, memupuk sikap kebersamaan, melatih daya ingatan, kejujuran, sportifitas, dan mempererat persahabatan. Selain itu, ada nilai budaya yang terkandung di dalamnya yaitu permainan ini tidak membeda-bedakan sosial masyarakat, tidak ada anak orang kaya atau pun anak orang miskin, sebab semuanya adalah sama kedudukannya
Sampai ketemu di keseruan yang lain ya...
Wah, sepertinya asyik nih main permainan lu lu cina buta.
BalasHapusNilai dalam permainan tradisional emang nggak tergantikan, ya, Mba.
BalasHapusUnik memang ya beragam budaya nusantara. Sewaktu kecil seoertinya pernah main permainan ini tpi kayanya beda nama. Thanks for sharing, mba.
BalasHapus