Halo sahabat maya, kali ini aku mau review tulisan karya ilmiah siswa ku ya. Menulis karya ilmiah itu gak semudah yang kita pikirkan ya sahabat, harus bener-bener real dan dibuktikan dengan data. Kenapa? Karena karya ilmiah itu adalah hasil tulisan berdasarkan temuan atau penelitian kita ya, jadi gak sesuka hati kita nulis gitu aja. Karya ilmiah juga harus ada daftar pustaka ya, karena daftar pustaka itu juga sebagai bahan tulisan kita yang udah pernah ditulis oleh orang lain. Gimana? Sahabat paham kan? Kita review satu persatu ya. Dimulai dari bab 1.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumbangan Pembinaan Pendidikan atau SPP adalahdana yang harus dibayarkan oleh siswa dan akan dipergunakan untuk pembinaan pendidikan di sekolah. Setiap siswa dan mahasiswa yang menjalani pendidikan, mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta wajib membayar SPP. Namun kewajiban ini tidak berlaku bagi mereka yang berpredikat khusus. Siswa dan mahasiswa yang bebas dari kewajiban membayar SPP lazimnya adalah mereka yang secara ekonomi tidak mampu namun berprestasi baik atau anak seorang pejuang kemerdekaan.
Besarnya sumbangan pembinaan pendidikan di semua jenjang tingkat pendidikan tidak seragam. Tiap jenjang sekolah dan perguruan tinggi menentukan sendiri besarnya sumbangan pembinaan pendidikan meskipun tetap mengacu pada peraturan pemerintah. Besarnya SPP di sekolah dan di perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah dengan yang dikelola swasta umumnya berbeda. SPP yang wajib dibayar siswa dan mahasiswa di sekolah swasta biasanya lebih besar daripada SPP sekolah negeri. Hal ini terjadi karena sekolah dan perguruan tinggi swasta membiayai penyelenggaraan pendidikannya dari SPP saja, sedangkan sekolah negeri mendapat bantuan dari pemerintah.
Kursus atau biasa dipanggil (LKP) Lembaga Kursus dan Pelatihan, adalah lembaga pelatihan yang termasuk ke dalam jenis pendidikan non formal. Kursus merupakan suatu kegiatan belajar-mengajar seperti halnya sekolah. Perbedaannya adalah bahwa kursus biasanya diselenggarakan dalam waktu pendek dan hanya untuk mempelajari satu keterampilan tertentu, peserta kursus yang telah mengikuti kursus dengan baik dapat memperoleh sertifikat atau surat keterangan.
Berdasarkan paparan di atas, maka penulis membuat laporan dengan berjudul “Persentase Pembayaran Biaya Kursus Mandarin Sebelum dan Saat Pandemi COVID-19 di LKP Kasih Maitreya”
Nah, di latar belakang ini isinya tidak sesuai dengan judul ya sahabat. Karena judulnya berkaitan dengan persentase dan masa pandemi covid-19, penulis tidak memaparkan yang menjadi alasan ‘apa hubungannya pembayaran biaya kursus dengan masa pendemi.’ Harusnya penulis memaparkan apa yang menjadi penyebab dan alasan serta pemaparan mengenai persentase.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam pengertian Sumbangan Pembinaan Pendidikan ini, penulis memilih judul dengan topik “Persentase Pembayaran Biaya Kursus Mandarin Sebelum Dan Saat Pandemi COVID-19 di LKP Kasih Maitreya Selatpanjang” karena sesuai dengan masalah yang penulis temukan dan juga ada hubungannya penulis ditempatkan di Yayasan Prajnamitra Maitreya Cabang Selatpanjang yaitu pada bagian LKP Kasih Maitreya. Berdasarkan latar belakang, pemilihan judul yang sudah diuraikan diatas maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
- Apakah pembayaran biaya kursus di masa pandemi covid-19 berkurang sebelum masa pandemi COVID-19?
- Bagaimana solusi bagi siswa yang kurang mampu dalam membayar SPP/biaya kursus?
- Berapakah persentase pembayaran biaya kursus sebelum dan saat COVID-19 di LKP Kasih Maitreya?
Disini juga ya sahabat, harusnya di rumusan masalah no 1 ini pertanyaannya diubah seperti: “Apakah pembayaran biaya kursus di masa pendemi covid-19 berkurang?”
Alasannya karena dimasa pandemic itu bererti sedang berlangsung ya dan gak perlu ditulis sebelum, jika sebelum berarti pembayarnnya dilakukan secara normal atau bukan dimasa pandemi. Jadi penulisan dan penggunaan kata-katanya itu harus diperhatikan juga ya sahabat.
1.3. Tujuan
Tujuan penulis mengikuti Kegiatan Prakerin atau Pendidikan Sistem Ganda Sebagai Berikut :
- Untuk mengetahui perbandingan pembayaran biaya kursus sebelum dan saat pandemi COVID-19 berlangsung.
- Untuk memberikan solusi bagi siswa yang tidak sanggup membayar SPP/biaya kursus.
- Untuk mengetahui persentase pembayaran biaya kursus sebelum dan saat pandemi COVID-19.
1.4. Manfaat
Melaksanakan Prakerin merupakan suatu sarana untuk mempelajari praktek–praktek pekerjaan yang nyata, sehingga dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat yang diperoleh penulis dari kegiatan prakerin, yaitu :
- Menambah wawasan mengenai persentase jumlah pembayaran biaya kursus sebelum dan saat masa pandemi COVID-19.
- Mengetahui pentingnya peran SPP dalam instansi sekolah.
1.5. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Prakerin
Tempat Prakerin : LKP KasihMaitreya
Waktu Pelaksanaan : 01 November 2021 s/d 28 Februari 2022
1.6. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pembuatan laporan ini, penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan sebagai bahan untuk mendukung keabsahan dari laporan ini. Dalam pembuatan laporan ini, penulis menggunakan Metode Observasi.
Dalam menulis karya ilmiah, semuanya harus jelas ya. Bab 1 itu membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat, tujuan, termasuk tempat dan teknik pengumpulan data. Jadi tulisan karya ilmiah itu harus dibuktikan dengan data dan waktu pelaksanaannya.
Kita lanjut lagi ya ke bab 2.
Bab 2 ini membahas mengenai apa isi dari karya ilmiah kita, pemaparan apa yang mau kta jelaskan sehingga pembaca paham kemana arah tulisan kita.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Kajian Teori
SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) adalah dana yang harus dibayarkan oleh siswa dan akan dipergunakan untuk pembinaan pendidikan di sekolah. Sedangkan biaya kursus adalah biaya yang mendukung keberlangsungannya sebuah kursus. Kadang kala di dalam SPP juga terdapat biaya kursus dan biaya kursus juga ada yang terpisah dari SPP. SPP hanyalah sebuah sumbangan yang digunakan untuk pembinaan pendidikan di sekolah dan biaya kursus lebih merujuk ke kursus-kursus tertentu.
Virus Corona ditemukan pada akhir tahun 2019 di Negara Tiongkok, provinsi Wuhan. Sejak awal tahun 2020 Virus Corona ini menyebar ke seluruh dunia, pada awal Maret, ditemukan Warga Negara Indonesia yang terpapar Virus Corona. Saat itulah seluruh sektor perekonomian di Indonesia mulai mengalami penurunan. Sekolah-sekolah pun mulai menjalankan kegiatan belajar mengajar jarak jauh alias belajar online.
Selama pandemi COVID-19, sejumlah perusahaan tidak mampu memberikan gaji kepada karyawannya sehingga terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang mengakibatkan banyak karyawan tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu banyak orang tua murid tidak sanggup melunasiSPP/biaya kursus.
2.1.1. Pengertian Biaya Kursus/SPP
· Menurut Tirto Waluyo, SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) adalah iuran wajib bagi siswa atau siswi yang dipergunakan oleh pihak sekolah untuk memfasilitasi segala kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa/siswi, dengan waktu pembayaran ditentukan sebelumnya.
· Menurut Wikipedia, SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) merupakan Sumbangan berupa dana untuk pembinaan pendidikan yang berada dalam suatu instansi pendidikan.
· Menurut Quora, SPP(Sumbangan Pembinaan Pendidikan) ialah sumbangan berupa dana untuk pembinaan pendidikan yang berada dalam suatu instansi pendidikan.
Berdasarkanpendapat beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) adalah kewajiban seorang siswa/i untuk membayar iuran wajib yang dipergunakan pihak sekolah untuk memfasilitasi segala kegiatan pembelajaran, ekstra kulikuler, dan kursus (sesuai dengan instansi sekolah).
2.1.2. Pengertian Persentase
· Persentase menurut Wikipedia adalah sebuah angka atau perbandingan (rasio) untuk menyatakan pecahan dari seratus. Persentase sering ditunjukkan dengan simbol "%"
· Persentase menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bagian dari keutuhan yang dinyatakan dengan persen; bagian yang diperkirakan.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persentase adalah sebuah perbandingan yang dinyatakan dalam bentuk persen dan digunakan untuk membandingkan tinggi rendahnya atau besar kecilnya suatu permasalahan.
Dibawah ini merupakan persentase pembayaran biaya kursus (Kursus Mandarin) tahun ajaran 2018-2019, 2019-2020 dan 2020-2021:
Grafik 1.1 Persentase Pembayaran Biaya Kursus Tahun Ajaran 2018-2019
Grafik 1.2 Persentase Pembayaran Biaya Kursus Tahun Ajaran 2019-2020
Grafik 1.3 Persentase Pembayaran Biaya Kursus Tahun Ajaran 2020-2021
2.1.3. Asal Usul Bahasa Mandarin
Bahasa Mandarin adalah bahasa yang asalnya dari dialek bahasa Tionghoa. Awal mula munculnya bahasa Mandarin adalah dari kawasan sepanjang utara dan barat daya Tiongkok. Dialek dari kawasan utara Tiongkok ini biasa disebut Putonghua atau Guoyu.
Seiring berjalannya waktu, Putonghua menjadi bahasa resmi negara Tiongkok. Sedangkan untuk Guoyu, dialek tersebut dijadikan bahasa resmi negara Taiwan. Putonghua juga menjadi satu dari empat bahasa resmi yang digunakan oleh masyarakat Singapura.
Bahasa Tionghoa memiliki 200 variasi bahasa yang tersebar di seluruh negara. Dari 200 bahasa, kemudian dapat dikelompokkan menjadi 13 kelompok dialek. Tujuh dari 13 dialek yang umum digunakan oleh masyarakat antara lain adalah bahasa Mandarin, 官話; Yue, 廣東話; Xiang, 湘語; Min, 閩語; Gan, 贛語; Wu, 吳語 dan bahasa Hakka, 客家話.
China memiliki luas wilayah yang cukup besar dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Yakni sebanyak 1,4 miliar jiwa. Dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang besar, maka tidak heran kalau China memiliki banyak varian bahasa dan dialek yang berbeda.
Hampir sama dengan Indonesia, perbedaan dialek dan variasi bahasa ini dikarenakan perbedaan wilayah atau letak geografis, perbedaan suku dan budaya, dan beberapa perbedaan latar belakang lainnya.
Kata ‘Mandarin’ yang biasa kita gunakan sebenarnya adalah salah satu kata serapan dari bahasa Inggris. Kata ‘Mandarin’ biasa digunakan untuk mendeskripsikan bahasa Tionghoa atau bahasa Mandarin. Dalam bahasa Inggris sendiri, kata ‘Mandarin’ merupakan kata serapan dari Portugis ‘mandarin’ yang asalnya dari bahasa Melayu.
Dalam sejarah, pengertian kata ‘Mandarin’ secara harfiah adalah sebutan orang asing kepada para pembesar Dinasti Qing. Pembesar ini meliputi para pejabat, bangsawan, serta anggota kerajaan dari Dinasti Qing.
Dinasti Qing adalah dinasti yang dibentuk oleh suku Manchu. Para pembesar dari Dinasti Qing pada zamannya disebut dengan Mandaren, yang berarti ‘Pembesar Manchu’. Para Mandaren atau Pembesar Manchu ini memiliki struktur bahasa dan aksara, yang kemudian penulisan atau penyebutannya menjadi ‘Mandarin’.
Tidak banyak yang tahu bahwa bahasa Mandarin adalah salah satu dari sekian banyak bahasa tertua yang masih banyak digunakan. Bahasa Mandarin pertama ditemukan dari adanya penemuan Tulang Oracle yang terkenal, yang kemudian diyakini sebagai contoh awal dari aksara Mandarin.
Tulang-tulang temuan ini berasal dari Dinasti Shang yang berjaya 1600 hingga 1046 Sebelum Masehi. Bahasa Mandarin telah melalui banyak masa dan banyak pergantian, serta pergeseran budaya. Namun, bahasa Mandarin tetap menjadi bahasa yang banyak digunakan dan masih digunakan hingga kini.
Selain menjadi bahasa tertua, bahasa Mandarin juga menjadi bahasa ibu yang paling banyak digunakan di dunia. Meski Tiongkok memiliki banyak variasi bahasa dan dialek yang berbeda per daerahnya, bahasa Mandarin masih menjadi bahasa yang mayoritas digunakan masyarakat Tiongkok.
Beberapa data menyebutkan bahwa bahasa Mandarin masih menjadi bahasa ibu yang paling banyak digunakan pada penggunaan Internet. Meski bahasa Inggris sudah menjadi bahasa yang ‘memonopoli’ bahasa Internet, masih banyak yang menggunakan bahasa Mandarin sebagai bahasa penggunaannya.
Di tahun 2010, tercatat 955 juta orang menjadi penutur asli bahasa Mandarin. Angka tersebut tentu sangat besar jumlahnya, terlebih bahasa yang digunakan adalah bahasa ibu atau bahasa asal yang berbeda dengan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
Bahasa Mandarin tercipta pada masa 3 dinasti kuno China, yaitu: Xia, Shang, Zhou (abad 21 – tahun 256 sebelum Masehi). Saat itu bahasa Mandarin disebut dengan ‘Ya Yan’ yang berarti ‘Bahasa Elegan’ dan digunakan oleh bangsa China yang hidup disepanjang sungai Kuning (Huang He).Pada masa dinasti Han (206 SM – 220) bahasa ‘Ya Yan’ disempurnakan lagi dan berganti nama dengan ‘Tong Yu’ yang berarti ‘Bahasa Penghubung’.
Pada masa dinasti Tang dan Song (618 – 1270) bahasa ‘Tong Yu’ direvisi dan disempurnakan lagi lalu berganti nama menjadi ‘Zheng Yin’ yang berarti ‘Pelafalan Standart’. Pada masa ini, kesusastraan China mengalami perkembangan besar-besaran.
Pada masa dinasti Ming dan Qing (1360 – 1911) bahasa ‘Zheng Yin’ disempurnakan dan berganti nama dengan ‘Guan Hua’ yang berarti ‘Bahasa Pejabat’. Bahasa ini disebut ‘Guan Hua’ karena dijadikan bahasa resmi yang digunakan oleh kaisar dan kalangan pejabat di Beijing.
Setelah China menjadi negara republik, bahasa ‘Guan Hua’ dianalisa, direvisi, dan disempurnakan kemudian distandarkan menjadi bahasa Nasional di masa Republik China (1912 -1949), dengan nama ‘Guo Yu’ yang berarti ‘Bahasa Nasional’.
Setelah Partai Komunis China berkuasa (sejak 1949), bahasa ‘Guo Yu’ direvisi dan disederhanakan, kemudian berganti nama menjadi ‘Putonghua’ atau berarti ‘Bahasa Umum’ atau dikenal pula dengan sebutan ‘Bahasa Mandarin’. Pada masa inilah, tulisan China (Hanzi) disederhanakan hingga tercipta tulisan China Modern (Simplified Chinese Character) dengan bentuk yang lebih sederhana dan praktis.
2.1.4. Keunggulan Bahasa Mandarin
· Tiongkok berperan besar dalam perekonomian
Negara Tiongkok merupakan salah satu raksasa ekonomi dunia. China punya kekayaan alam yang sangat berlimpah, populasi penduduk terbanyak serta tenaga kerja ahli yang berdedikasi menjadikan Negeri Tiongkok negara dengan pasar terbesar dunia.
· Bahasa dengan penutur terbanyak di dunia
Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, populasi warga China juga tersebar di berbagai negara. Bahasa Mandarin adalah bahasa yang digunakan oleh lebih dari seperempat penduduk dunia. Tidak hanya penduduk di wilayah China saja, tapi juga masyarakat Taiwan, Singapura, Malaysia, Hongkong, Filipina bahkan di Indonesia juga sudah banyak yang menggunakan Bahasa Mandarin dalam kesehariannya.
· Meningkatkan value dalam berkarir
di awal tahun 2019 China menjadi negara kedua terbesar yang menanamkan modalnya di Indonesia, yakni sebesar 4,7 miliar dolar Amerika atau 16,8% dari total investasi ke Indonesia. Ini artinya, sumber daya manusia dengan kemampuan Bahasa Mandarin kedepannya sangat dibutuhkan.
· Berperan dalam dunia pariwisata
Karena penduduk Tiongkok yang besar dan tersebar di berbagai belahan dunia hal ini juga berdampak pada industri pariwisata. Banyak negara dan tempat-tempat wisata terkenal yang menyediakan informasi, tour guide berbahasa Mandarin. Apalagi untuk sektor wisata di negara-negara Asia. Oleh karena itu dalam dunia pariwisata bahasa Mandarin tidak kalah pentingnya dengan Bahasa Inggris.
· Peluang pekerjaan semakin luas
Faktanya saat ini banyak lapangan pekerjaan juga membutuhkan sumber daya manusia yang mampu berbahasa mandarin dengan baik dan lancar. Biasanya mereka meminta skor HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi), yaitu ujian bahasa Mandarin. Nilai HSK bisa anda masukkan dalam CV sebagai poin kelebihan anda di mata perusahaan.
2.1.5. Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Kursus Mandarin
Selama masa pandemi COVID-19, banyak negara yang melakukan lockdown terhadap negaranya supaya virus coronatidak menyebar ke negara yang lain. Dikarenakanbanyak penduduk dunia yang tidak dapat beraktivitas seperti biasanya, maka mereka mencari hobi baru yakni belajar bahasa asing melalui kursus ataupun lembaga lainnya secara online. Salah satu bahasa asing yang dipelajari adalah bahasa Mandarin, maka selama masa pandemi, kurus mandarin online banyak diminatipenduduk dunia mengikuti pelatihan/kursus bahasa asing yakni bahasa Mandarin.
Selain untuk menambahkan ilmu dalam bahasa asing, mereka yang mengikuti kursus online juga mendapatkan teman baru dari luar negeri dan mempelajari cara penggunaan obat yang berasal dari Tiongkok. Dikarenakanbanyak obat-obatan yang berasal dari Tiongkok dan menggunakan bahasa Mandarin sebagai komposisi dan cara penggunaan obat tersebut. Sehingga bahasa mandarin sangatlah penting untuk dipelajari.
Nah, di bab 2 ini yang kita bahas yaitu mengenai kajian teori ya sahabat. Kajian teori itu adalah pemaparan berupa penjelasan tentang isi tulisan karya ilmiah kita. Di kajian teori ini harus ada pendapat para ahli ya, karean pendapat para ahli itu merupakan faktor prndukung tulisan kita. Jadi tulisan kita itu benar-benar kita lakukan dengan real bukan mengada-ada.
Hanya saja disini masih kurang jelas pemaparannya yaitu tidak adanya penjelasan atau pemaparan yang menjadi penyebab menurunnya pembayaran biaya kursus atau SPP baik itu dari orangtua siswa maupun dari pihak sekolah.
2.2.Isi
2.2.1. Persentase Pembayaran Biaya Kursus Sebelum Masa Pandemi
Sebelum masa pandemi, siswa yang mengikuti kursus mandarin pada tahun ajaran 2018-2019ada 127, dan bertambah 1 orang pada tahun ajaran 2019-2020. Tahun ajaran sebelum masa pandemi persentase pembayaran biaya kursus yang tepat waktu adalah sebanyak 8 bulan dan persentase keterlambatan sebanyak 4 bulan.
Berikut adalah persentase pembayaran biaya kursus sebelum masa pandemi :
Grafik 1.4 Persentase Pembayaran Biaya Kursus Tahun Ajaran 2018-2019
Grafik 1.5 Persentase Pembayaran Biaya Kursus Tahun ajaran 2019-2020 (Sebelum Pandemi)
Di Sekolah Kasih Maitreya, batas pembayaran SPP sama dengan batas pembayaran biaya kursus yaitu pada setiap bulan tanggal 10. Jika melewati batas pembayaran biaya kursus, maka dianggap terlambat membayar. Keterlambatan terbanyak sebelum masa pandemi COVID-19 yaitu pada bulan Juli, dan persentase tepat waktu membayar SPP/biaya kursus yaitu pada bulan Desember.
Walaupun persentase yang membayar tepat waktu termasuk banyak, tetapi juga terdapat banyak kasus terlambat membayar SPP. Mungkin saja keterlambatan membayar SPP dapat disebabkan karena kondisi ekonomi orang tua murid yang tidak memadai. Selain itu, keterlambatan juga dikarenakan orang tua murid tidak menghiraukan pengumuman pembayaran SPP.
2.2.2. Persentase Pembayaran Biaya Kursus Saat Masa Pandemi COVID-19
Sejak awal masa pandemi COVID-19, jumlah siswa yang kursus di LKP Kasih Maitreya mulai berkurang. Dari 128 murid menjadi 98 murid, berkurangnya murid lebih terasa pada Tahun Ajaran 2020-2021. Pada Tahun ajaran 2020-2021 juga terdapat murid yang hanya kursus selama setengah tahun dan berhenti kursus.
Berikut adalah persentase pembayaran biaya kursus selama masa pandemi :
Grafik 1.6 Persensate Pembayaran Biaya Kursus Tahun Ajaran 2019-2020 (Masa Pandemi)
Grafik 1.7 Persentase Pembayaran Biaya Kursus Tahun Ajaran 2020-2021 (Masa Pandemi)
Selama masa pandemi COVID-19 persentase keterlambatan membayar biaya kursus lebih meningkat daripada sebelumnya. Pada Tahun Ajaran 2020-2021, persentase pembayaran biaya kursus menjadi 7 bulan keterlambatan lebih banyak dari pada tepat waktu. Persentase tidak terlambat lebih banyak hanya 5 bulan.
Keterlambatan pembayaran SPP di masa pandemi COVID-19 disebabkan karena banyak orang tua murid yang kehilangan pekerjaan. Sehingga pembayaran SPP pada Tahun Ajaran 2020-2021 lebih banyak yang terlambat membayar biaya kursus.
Perihal isi, pemaparannya sudah cukup jelas ya, karena penulis sudah membuktikan hasil tulisan atau penelitian dengan adanya data. Nah data juga menjadi faktor pendukung tulisan kita ya sahabat. Ingat data itu sangat penting. Karena tulisan yang berbobot itu adalah tulisan yang mampu dibuktikan dengan adanya data. Data ini bisa berupa gambar ataupun temuan lain ya, seperti pendapat para ahli tadi.
Bagaimana sahabat maya semuanya, sudah mulai paham ya. Yuk kita lamjut ke bab berikutnya yaitu penutup. Mengenai tulisan karya ilmiah yang berbentuk laporan seperti ini hanya sampai bab 3 saja ya, karena mereka masih dalam proses pembelajaran. Laporan ini nantinya harus dipertanggung jawabkan di depan para penguji. Laporan ini juga merupakan hasil pembelajaran para siswa selama mereka melakukan prakerin yaitu praktek kerja industri selama 4 bulan.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dibawah ini merupakan kesimpulan penulis selama melaksanakan Prakerin di Yayasan Prajnamitra Maitreya Cabang Selatpanjang :
- Saya menemukan kendala saat meminta data pembayaran biaya kursus mandarin, karena pihak koperasi hanya memberikan data yang dicantumkan dalam buku besar dan datanya masih tercampur dengan data pembayaran SPP dan biaya kursus lainnya, sehingga saya harus memilah ulang data yang terdapat dalam buku tersebut ke bentuk excel.
- Saya juga telah merasakan berdiri didepan kelas mengajari murid les,seperti menjadi guru yang sebenarnya.
- Saat menjadi asisten guru, sayabanyak membantu pekerjaan guru seperti mengoreksi latihan, mengoreksi PR, mengetik bahan dan lain-lain.
3.2. Saran
Selama penulis melaksanakan Prakerin (Praktik Kerja Industri), penulis ingin memberikan beberapa saran kepada Yayasan Prajnamitra Maitreya Cabang Selatpanjang yaitu :
- Meningkatkan sistem pembukuan di koperasi, yakni memperbarui cara pembukuanbiaya kursusdari manual menjadi dengan menggunakan sistem komputerisasi.
- Selalu mengingatkan orang tua murid untuk melunasi SPP/biaya kursus secepatnya sebelum tanggal 10 setiap bulan.
Isi dari bab 3 ini adalah kesimpulan dan saran. Kesimpulan bisa berupa pengalaman penulis selama masa prakerin bisa juga mengenai isi laporan yang ditulis. Begitu juga dengan saran, sebaiknya dalam menuliskan saran tidaklah menyinggung perasaan orang lain dengan memilih kata-kata yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. Pengertian SPP. https://id.wikipedia.org/wiki/SPP, diakses pada 26 Desember 2021.
KBBI. Pengertian Persentase. https://kbbi.web.id/persentase, diakses pada 8 Januari 2022.
Anshori, Dimas. Apa kepanjangan SPP? https://id.quora.com/Apa-kepanjangan-SPP, diakses pada 1 Maret 2022.
Zuhroh, Fatimatuz. 2021 https://lister.co.id/blog/sejarah-dan-fakta-bahasa-mandarin-apa-saja/, diakses pada 3 Maret 2022
Topkarir. 5 Alasan Pentingnya Belajar Bahasa Mandarin untuk Berkarir.https://www.topkarir.com/article/detail/5-alasan-pentingnya-belajar-bahasa-mandarin-untuk-berkarir, diakses pada 4 Maret 2022.
Hal lain yang paling penting diantara yang penting yaitu daftar pustaka. Daftar pustaka merupakan bukti otentik dari tulisan kita. Penulisan daftar pustaka jga harus diperhatikan ya. Bagaimana cara menuliskannya jika diambil dari buku dan bagaimana pula cara menuliskannya jika diambil dari internet.
Penulisan daftar pustaka sebaiknya ada dari buku yang menjadi sumber nyata tulisan, bukan berarti dari internet itu salah ya sahabat, hanya saja serasa kurang pas.
Ini contoh daftar pustaka yang benar ya sahabat, penulisannya hanya dari internet saja, seharusnya ada dari buku juga ya.
sampai di sini dulu ya Sahabat Maya semuanya, semoga bermanfaat.
Posting Komentar
Posting Komentar